Cara membuat artikel yang menarik itu ngga sesulit yang dibayangkan. Kamu cuma butuh effort aja, sebagaimana pekerjaan-pekerjaan pada umumnya.
Salah satu ganjalan terbesar setelah melakukan riset keyword bagi para pelaku media online, baik blogger maupun praktisi SEO adalah menuangkan keyword tersebut menjadi sebuah artikel yang menarik.
DAFTAR ISI
- Riset dan Membuat Kerangka Artikel
- Siapkan Data Pendukung Artikel
- Artikel Emosional dan Personal
- Satu Gambar Sejuta Makna
- Cara Membuat Artikel yang Baik dan Benar
- Cara Membuat Artikel yang Original, Unik, dan Berkualitas
- Formula Jitu Memproduksi Artikel atau Konten Viral
- Contoh Artikel yang Menarik untuk Dibaca
- Kesimpulan
Tidak hanya unik dan otentik, sebuah artikel diharapkan bisa menyampaikan pesan bahkan membuat orang kebelet order sebuah produk atau jasa hanya dari tulisan kamu.
Anyway, seperti yang sudah saya sempat singgung sedikit di sini, mau kamu punya gaya menulis bebas, gaya kupu-kupu, agak nyastra pun boleh — asal well written.
Lalu, gimana sih cara membuat artikel yang bisa menarik pembaca? Yuk, disimak!
TIPS: Bukan rahasia lagi, kalau orang yang mampu menulis, biasanya juga suka membaca. Tak bisa lain. Selain ikhtiar belajar via artikel ini, kalau kamu mau memperkaya khazanah tulisan kamu, perbanyaklah baca!
Riset dan Membuat Kerangka Artikel
Keyword siap, yuk nulis!
Eits, apa iya semudah itu? Gak sedikit orang yang meremehkan proses penulisan, atau bahkan menganggap enteng. Berfikir apa sih susahnya menulis.
Nah, untuk mengarahkan kemudi tulisan dan menanggulangi karam ide, sebaiknya kamu melakukan riset terlebih dahulu tentang topik yang akan kamu tulis.
Biar persepsi kita sama, saya kutipkan definisi topik dari KBBI online ya,
Topik adalah subjek yang dibahas dalam sebuah teks
Atau, sebuah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan, dan sebagainya.
Kalau boleh saya sederhanakan, topik merupakan intinya inti, core of the core, ahlinya ahli #halah — yang mana kamu harus bisa menyampaikan inti tulisan kamu ke pembaca.
Yah, jangan sampai pembacamu menggumam atau bahkan menyebar tulisanmu dengan ditambah caption macem gini,
“Intinya paan sih nih artikel, GAK jelas banget!”
“Belajar nulis dulu lah yang bener, ngalor ngidul pembahasannya”
“Hoax”
Sabar, ya kak. Ini ujian.
Jadi, sebelum kamu mulai menulis artikel, tentukan dulu kamu mau nulis topik apa. Makin detail, makin bagus.
Sembari menggali topik terbaik untuk artikel yang kamu tulis, sekalian aja buat kerangka artikel. Bisa kamu ketik di notepad atau tulis manual di kertas atau post-it.
Beberapa contoh riset sederhana sebelum menulis artikel:
Artikel Kesehatan
- Cara menjaga kesehatan (OK, tapi jaga kesehatan apa?)
- Cara menjaga kesehatan mata (cakep, udah lebih detail)
- Cara menjaga kesehatan mata dari gadget (saatnya saya bilang, sempurna #hasyah)
Paham contoh di atas? Paham kan ya.
Topik cara menjaga kesehatan yang kamu pilih kamu fokusin lagi hanya tentang kesehatan mata. Tidak berhenti sampai situ, jaga kesehatan mata dari apa? Dari gadget.
Insya Allah proses menulismu akan lebih mudah, komplet, dan mengalir.
Bagaimana bila kamu memang menginginkan artikel dengan pembahasan super lengkap (artikel pilar)? Bisa juga. Cek contohnya di bawah ini.
Artikel Kuliner
Topik atau keyword tentang, kuliner Semarang.
Klasifikasikan jadi beberapa sub judul:
- Berdasarkan waktu: pagi, siang, sore, malam
- Berdasarkan tarif harga: murah, menengah, mahal
- Berdasarkan lokasi: terdekat, Semarang Barat, Simpang Lima, Citarum
- Berdasarkan nama resto: Sambal Sereh, Bakso Agung
- Berdasarkan jenis makanan: ayam, mie kopyok, es
Tuh, berapa banyak yang bisa kamu tulis dengan sub judul sebanyak di atas? 1000-2000 kata, insya Allah tembus itu.
Artikel Review
Untuk penulisan review, dasarnya sama saja. Tentukan dulu, kamu mau me-review produk atau jasa apa. Baru breakdown topik tersebut jadi beberapa bagian.
Misal, kamu mau menulis artikel review HP Android.
- HP Android
- HP Android 1 jutaan
- HP Android 1 jutaan 4G
Selanjutnya, kumpulkan materi tulisan berupa produk HP Android yang harganya kisaran 1 juta dan minimal memiliki jangkauan jaringan 4G. Belum 4G? Ya, jangan ditulis.
Silakan ulas entah dari Samsung, Asus, Xiaomi, Xiaomay… Skip, yang nulis lagi laper ini. Bisa dengan sudut pandang orang pertama atau ketiga, bebas.
Tips buat kamu, untuk membuat kerangka artikel sekaligus riset topik, kamu bisa banget manfaatkan momen ketika kamu riset keyword.
Cari dan kumpulkan keyword–keyword turunan dari keyword utama yang akan kamu tulis. Semua keyword turunan ini insya Allah memang keyword–keyword yang banyak dicari seputar keyword utama yang kamu bahas.
Ibarat pepatah, sekali merengkuh sendok, mie ayam dan pangsit masuk perut sekaligus #sabi
Jadi, tidak hanya kamu menulis artikel yang pengen kamu tulis, tapi memang sudah jelas topiknya dicari (banyak) orang.
Apa berhenti sampai sini saja? Sayangnya tidak.
Dengan riset keyword atau penggalian topik yang sudah kamu lakukan, kamu nantinya juga akan ngeh kalau topik tersebut tidak untuk semua orang.
Misal topik/keyword tadi, “cara menjaga kesehatan mata dari gadget”, menurut kamu siapa sih targetmu — target pembaca artikelmu?
Nenek-nenek tua umur 60-80 yang sudah pensiun? Jelas bukan.
Anak-anak belia yang senang main Mobile Legends atau PUBG? Hm, kurang dikit lagi.
Orangtua milenial modern yang kemungkinan besar membekali anak mereka gadget canggih? Kalau saya sih yes, gak tau kalau mas Anang.
Paham yes? Lanjut.
Siapkan Data Pendukung Artikel
Apa yang bisa membuat kamu mempraktekkan (dan juga nge-share) tips-tips yang tersebar di internet? Saya yakin salah satu faktor kuat kamu mau melakukannya karena yang menulis adalah orang yang berkompeten di bidangnya.
Bagaimana bila yang menulis (kemungkinan) penulis amatiran? Kamu bisa cek, apakah artikel tersebut menyertakan semacam media bukti yang biasanya berupa data valid yang membuat kamu percaya terhadap kredibilitas artikel yang sedang kamu baca.
Bentuk medianya pun sangat beragam, bisa berupa teks (kutipan) dari pakar topik yang ditulis, gambar atau infografis, video penjelasan, atau hanya link menuju sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
Apa harus selalu sumber kuat dari luar?
Ya, enggak juga.
Kamu bisa juga kok menuliskan pengalaman pribadimu sendiri berkenaan dengan topik yang kamu tulis. Pengalaman pribadimu yang mungkin enggak semua orang mengalaminya ini, malah menjadikan tulisanmu makin kaya dan unik.
Misal, menulis dengan topik “Kuliner Semarang” yang disebutkan sebelumnya.
Kamu bisa tambahkan warung atau resto andalan kamu yang mungkin belum semua orang tahu. Lokasi eksaknya di mana, sejarahnya gimana kok kamu bisa nemuin warung itu, apa saja menunya, kamu ke situ pertama kali sama siapa, dan seterusnya.
Artikel Emosional dan Personal
Mengapa sebuah artikel bisa viral? Jawaban singkatnya, karena emosi.
Emosilah yang menggiring pembaca untuk larut ke dalam sebuah tulisan, merasa “gue banget”, dan tidak heran setelahnya artikel itu akan viral, dibagikan dengan sadar dan bahkan mempromosikannya. Tanpa kamu minta.
Dalam bukunya Ca$hvertising, Drew Eric Whitman menyebutkan ada 8 kebutuhan yang akan men-drive perilaku manusia. Apa saja?
1. Kebutuhan bertahan hidup
2. Kebutuhan untuk makan dan minum
3. Kebutuhan karena rasa takut, sakit, dan merasa dalam bahaya
4. Kebutuhan seksual atau hubungan
5. Kebutuhan akan hidup nyaman
6. Kebutuhan untuk diakui
7. Kebutuhan perhatian dan perlindungan untuk keluarga
8. Kebutuhan sosial
Secara umum, 8 kebutuhan di atas bisa menjadi modal untuk memicu emosi seseorang. Termasuk dalam penulisan artikel.
Contoh topik: Bagaimana Cara Menghadapi Tetangga yang Rese
Kira-kira kenapa orang cari informasi itu? Tentu karena butuh.
Butuh untuk apa? Agar kebutuhan sosial mereka terpenuhi.
Secara normatif, serese-resenya tetangga kita, kita pasti dituntut (secara tak kasat mata) harus selalu bisa bergaul dengan baik, bukan? Everyone wannabe Mr/Mrs Nice in their neighbourhood.
Lebih lanjut, permasalahan ini sangat jamak ditemui di masyarakat. Kamu buat artikelnya, kasih bumbu-bumbu racikan viral, share di “kolam” dengan demografi yang tepat… BOOM!
Yuk simak apa kata mereka — para content marketing experts perusahaan kelas dunia tentang konten viral.
“… Apakah cerita yang kamu sedang baca membuatmu marah, terinspirasi, atau merasa paham dengan apa isi cerita tersebut?
Setelah kamu menyelesaikan tulisanmu, tanyakan pada dirimu sendiri, ‘Kalau artikel ini saya temukan di newsfeed medsos saya, apa saya akan peduli?’ Kalau kamu sendiri menjawab tidak, berarti artikelmu tidak layak viral.” (Megan Conley, Content Marketing Strategist di HubSpot)
***
“Ketika kamu sedang membuat konten yang baru, tanyakanlah pada dirimu sendiri 2 pertanyaan ini: ‘Kenapa orang mau share tulisan ini?’ dan ‘Apa tulisanmu bisa membantu pembaca mengekspresikan diri mereka?’
Kalau kamu tidak bisa menjawab 2 pertanyaan ini, konten yang kamu tulis hampir mustahil menjadi viral. Orang-orang melakukan share karena konten tersebut “menyerang” sisi emosi mereka. Tugasmu adalah untuk mengidentifikasi elemen emosi apa yang bisa membuat orang share konten yang kamu buat.” (Nadya Khoja, Direktur Marketing di Venngage)
Satu Gambar Sejuta Makna
Puitis ya? Hehe.
Tapi, memang begitu kenyataannya.
Tidak ada yang mengharuskan kamu mencantumkan gambar ketika menulis, tapi… siapa yang tak suka dengan gambar?
Gambar-gambar yang nantinya kamu tambahkan setelah menulis bisa menambah hidup artikel yang kamu buat. Bisa saja pembacamu belum ngeh betul, apa maksud kamu di paragraf tertentu, dan gambar bisa membantu menjelaskan maksud tulisanmu.
Cara Membuat Artikel yang Baik dan Benar
Menarik wajib, tapi tentu baik dan benar jangan sampai ditinggalkan. Inilah beberapa poin yang bisa kamu terapkan agar tulisanmu terjaga kualitasnya.
1. Paragraf yang Singkat Namun Padat
Err, perlu kamu catat — atau bila perlu garis bawahi — walau menulis artikel membutuhkan imajinasi “mengarang bebas” seperti waktu pelajaran Bahasa Indonesia dulu, tidak berarti kamu akan menulis paragraf panjang layaknya novel.
Sebaiknya satu paragraf berisi:
- 3-5 baris tulisan
- Tidak lebih dari 5 kalimat
Alah, ribet amat!
Ya, mungkin awalnya memang ribet. Tapi, setelah terbiasa, gampang kok.
Tips aja, kamu boleh kok menulis sesuka hatimu, sepanjang yang kamu mau. Setelah itu, cek ulang tulisanmu. Lalu, tegalah untuk memenggal paragraf tulisanmu menjadi beberapa paragraf kecil nan singkat seperti ketentuan di atas.
Pembacamu gak akan protes kok, bro/sist. Tenang aja. Hehe.
2. Tandai Poin-Poin Penting
Pastikan kamu menggunakan fasilitas “penanda” yang disepakati dalam dunia penulisan untuk membantu pembaca memahami artikelmu.
Kamu bisa menggunakan:
- Subjudul (heading)
- Bullets atau lists
- Warna dalam kata
- Bold/underline/italic
Gunakan keempat helper di atas dengan masif tapi tidak berlebihan (proporsional).
Contohnya sendiri, saya menggunakan fitur bullets untuk memberitahu poin-poin yang bisa kamu gunakan di atas, bukan hanya menyebutkan dengan pemisah tanda koma. Lebih enak dan ngena waktu dibaca kan?
3. Sesuai Kaidah Bahasa
4kU s4Y4nK 54m4 k4mU, t4p1 k4mU cU3k 4j4
Saya lupa sejak kapan tulisan seperti di atas beredar. Tulisan yang (entah siapa yang memberi nama) disebut tulisan alay.
Coba cek histori SMS atau log chat-mu sekarang, pernah alay gak kamu? Wkwk.
Buang jauh-jauh alay mode-mu dan mulailah menulis dengan benar. Kecuali kalau kamu menulis dengan target pembaca anak alay loh ya.
Jangan malas untuk buka kamus — sesuai target negara pembacamu — untuk menghasilkan artikel yang sesuai dengan kaidah yang ditentukan, baik ejaan maupun tata bahasa.
Yuk, dicoba.
Mana yang benar:
- handal atau andal
- antre atau antri
- apotek atau apotik
Entah kamu terbiasa menulis (atau bahkan menyebut) dengan kata yang mana. Yang jelas, kata yang dicetak tebal di atas adalah kata yang baku.
Oh ya, kamus yang saya maksud di atas tidak hanya Kamus Bahasa Indonesia ya, tapi juga termasuk kamus terjemahan (sesuai bahasa yang sedang kamu garap).
Faktanya, ada banyak kata dalam bahasa Inggris yang masih terdengar wagu ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Tapi, ketika memang sudah ada bahasa bakunya (dalam bahasa Indonesia), silakan dipakai.
Contohnya, gawai adalah bahasa Indonesia baku dari kata yang bahkan sudah jamak kita pakai sehari-hari, gadget (bahasa Inggris).
DISCLAIMER: Poin ini tidak wajib. Kamu bisa seimbangkan penggunakan bahasa Indonesia baku bahkan dicampur dengan bahasa Inggris murni untuk menyesuaikan target pembacamu. Kecuali memang bahasa Indonesia baku tersebut sudah familiar. (eh, familiar atau familier ya, yang baku? 🙂
4. Baper Jumlah Kata
Maksudnya, jangan terpaku (harus) dengan jumlah kata tertentu. Walau sebaiknya memang jumlah katanya minimal sekian-sekian.
Faktanya, Moz, SERPIQ, dan Backlinko, menyebutkan data yang berbeda-beda. Namun, hemat saya, tulislah artikel dengan jumlah kata minimal 2.000 sampai 3.000 kata. Itu minimal, lebih banyak lebih bagus.
Selain bisa mencakup hampir (atau semua) subtopik yang mau kamu bahas di artikel tersebut, kemungkinan pembaca nge-share artikel yang kamu tulis, jadi lebih tinggi. Siapa yang tak suka dengan artikel super lengkap sekaligus interaktif dan gak ngebosenin?
Tapi, jangan sampai maksa. Jangan baper.
Mentang-mentang jumlah kata ideal dalam artikel minimal 2.000 kata, kamu pada akhirnya memaksakan tulisanmu. Padahal mungkin topik yang kamu bahas memang fokus banget. Ya, jadi gak wajib juga nulis artikel sampai 2.000 kata kalau memang pembahasannya sedikit.
Kebalikan dengan ilustrasi artikel super lengkap di atas, pembaca juga tahu artikel mana yang minim faedah, tulisannya terkesan diulang-ulang (buat ngejar jumlah kata), dan jelas… jadi malas baca. Apalagi nge-share.
Kamu bisa baca tulisan Neil Patel ini untuk tahu berapa sih minimal jumlah kata untuk ceruk-ceruk tertentu.
5. Best Fonts to Catch Reader’s Attention
Udah menarik belum nama subjudulnya? 😀
Yah, mungkin kamu udah paham banget poin ini, tapi gak ada salahnya kita kupas juga.
Bagi sebagian orang mungkin kegiatan eksplorasi (dan eksekusi) font baru dalam sebuah tulisan menjadi kegiatan menyenangkan, tapi mungkin tidak untuk pembaca.
Pada prakteknya, ada font-font tertentu dalam penulisan yang memang sudah menjadi standar baku agar memudahkan orang untuk membaca sebuah tulisan.
Font-font (lazim) ini yang sebaiknya kamu pakai:
- Cambria
- Arial
- Times New Roman
- Roboto
- Georgia
- Helvetica
Kamu sendiri biasa pakai font apa?
6. Judul yang Nampol
Don’t judge book by its cover.
Peribahasa jadul yang (buat saya) sudah tidak relevan lagi.
Entah kalau kamu, kalau saya — sebelum saya pilih buku di toko buku kesayangan, saya biasanya mengambil buku dengan kover yang menarik. Walau belum tahu, bagaimana isinya.
Anggap ternyata isinya tidak sesuai yang saya harapkan, tapi sudah jelas, buku tersebut sudah menang 1 kali. Memenangkan hati saya untuk mengambilnya. #haish
Nah, kover untuk artikel adalah judulnya.
Judul yang menarik akan membuat calon pembaca mau ngeklik dan membaca. Buat apa buat artikel sempurna, tapi tidak ada yang baca?
- 3 Cara Menghilangkan Jerawat
- 3 Cara Menghilangkan Jerawat Kurang dari 10 Menit
Dari 2 contoh judul di atas, kamu bakal pilih yang mana? Bakal ngeklik judul yang mana ketika kamu temuin judul tersebut di halaman 1?
Judul pertama, OK. Singkat, padat, merayap. To the point.
Judul kedua, WOW! Saya memang butuh menghilangkan jerawat secepatnya, tapi… WOW! Kurang dari 10 menit?!
Paham lah ya, gimana bedanya?
Buat judulmu seperti judul kedua, walau artikelmu berisi tutorial umum yang mungkin bisa ditemukan di mana saja. Tapi, jangan sampai hoax ya.
Kalau kamu sampai berani pasang judul seperti itu, pastikan tutorialmu memang bisa memberikan solusi “menghilangkan jerawat kurang dari 10 menit”. Be creative.
7. Tulis Sesuka Hati, Lalu Edit Sampai Keren Sekali
Anggap tulisan kamu sudah selesai.
Pasti pengen banget cepet-cepet pencet tombol publish dong. Secara tulisan kamu udah keren banget.
Jangan.
Jangan publish dulu.
Sebelum kamu terbitkan tulisan kamu, riceklah terlebih dahulu. Dan tidak hanya sekali. Ceklah berkali-kali. Posisikan dirimu sebagai pembaca yang sedang baca artikelmu.
Apa bener udah oke? Sudah yakin, pembacamu akan suka dengan artikel yang kamu buat?
Kalau belum, jangan sungkan untuk melakukan editing. Edit, edit, edit sampai kamu rasa perfect.
Ini antara kita aja ya, saya sendiri ngedit artikel ini, entah udah berapa kali, saking banyaknya. Wkwk.
Cara Membuat Artikel yang Original, Unik, dan Berkualitas
Mungkin subjudul ini yang sudah kamu tunggu-tunggu dari awal.
Siapa yang tidak mau atau tidak suka dengan konten original sekaligus unik, namun tetap berkualitas? Saya sendiri pun doyan. Haha.
Sebenarnya cara membuat artikel dengan kriteria seperti itu insya Allah mudah mudah susah.
Nah loh!
Iya, ada susahnya. Tapi mudahnya dua kali. Susah kalau kamunya udah males dari awal untuk buat konten keren macam ini.
Nama tekniknya, gak ada yang spesial — teknik ATM, namanya.
Kalau kamu berkecimpung di dunia internet marketing, mungkin udah enek sama istilah ini.
Teknik Amati Tiru Modifikasi.
Teknik ATM yang biasa didengungkan oleh para jawara IM tanah air, juga berlaku untuk pembuatan konten berkualitas.
Yuk, dibedah satu-satu.
1. Amati
Di fase Amati ini, yang harus kamu lakukan adalah melakukan riset terhadap topik yang akan kamu tulis.
Duh, riset lagi? Hayati lelah, bang
Kalau capek, hire jasa penulis. Wkwk.
Riset yang saya maksud di sini, mengumpulkan berbagai tulisan yang sudah pernah terbit duluan. Tak cuma membaca tulisan yang sudah publish ini, jika perlu sumber-sumber yang ditautkan di tulisan tersebut, juga kamu selami. Tanpa ada yang terlewatkan sedikit pun. Benar-benar deep research.
2. Tiru
Setelah membacanya, pasti kamu perlahan menangkap alur yang dipakai masing-masing blogger atau penulis untuk menulis topik tersebut. Tiru alurnya, tiru prosesnya. Tanpa kehilangan gaya dan jati dirimu.
Proses tiru ini, bukannya nempel tulisan loh ya. Sumber 1 + sumber 2 + dst = tulisan baru. Hati-hati, kamu bisa dicap plagiat.
3. Modifikasi
Fase kerja keras, kerja cerdas.
Setelah kamu mendapatkan materi terbaik, memahami alur penulisan, dan sudah tergambar apa saja yang mau ditulis (tentu tidak semuanya), saatnya meramu materi tersebut. Melakukan fusion.
Kerahkan seluruh potensi dari semua sumber yang kamu punya ditambah dengan ide-ide tulisan dari pikiran kamu. Fokuskan untuk satu tujuan, making the best resource for this topic.
Formula Jitu Memproduksi Artikel atau Konten Viral
Saya yakin kamu semua sudah tahu apa itu konten viral, tapi masih sering bingung bagaimana harus memulainya dan bagaimana membuat konten tersebut bisa benar-benar viral.
Menggunakan strategi dalam pembuatan konten adalah salah satu cara untuk meningkatkan reputasi website kamu, baik di mata manusia ataupun di mata Google.
Konten viral adalah konten berbasis sosial media, bukan SEO. Tapi bukan berarti tidak bisa dibuat SEO Friendly. Sebagai contoh adalah konten undangan pernikahan unik di Satu Jam. Konten ini menggunakan judul yang viral (sehingga membuat orang gatel untuk klik).
Undangan pernikahan unik adalah keyword yang dicari oleh banyak orang setiap bulan, tapi Satu Jam mengamalkan pepatah sambil menyelam minum air. Ya sekalian saja judulnya dibuat unik; 16 Undangan Pernikahan Unik yang Membuat Kamu Ingin Segera Menikah.
Saya tidak pernah mengoptimasi keyword tersebut, tapi kalau kamu cek di Google, ia ada di halaman pertama dan sudah menghasilkan passive traffic.
Dan Satu Jam menggunakan strategi semacam ini untuk banyak keyword lainnya. Kombinasi SEO dan viral. Otomatis ketika masuk ke halaman pertama Google, judul semacam itu juga akan menarik orang untuk klik. Double-double untungnya.
Berdasarkan hal tersebut, kamu juga perlu mempertimbangkan konten viral macam apa yang ingin kamu buat. Saran saya, buat konten viral yang masih berkaitan (diseputar) keyword yang ingin kamu taklukkan. Bisa di konten viral itu sendiri atau konten lainnya.
Untuk meningkatkan success-rate, tentu kamu butuh alat bantu. Dan alat bantu favorit saya adalah BuzzSumo. Saya sudah lama menggunakan tools ini, ia sangat membantu proses filter konten viral yang sesuai dengan kebutuhan saya.
Cara kerja alat bantu ini cukup simple;
- Masukkan alamat website yang ingin diintip viralitasnya.
- Akan muncul hasil diurutkan yang paling banyak dishare di sosmed.
- kamu bisa filter waktu tayang konten per bulan, per minggu, per 24 jam.
Tool ini tidak gratis, tapi memberikan masa uji coba gratis selama 1 pekan. Ini bisa kamu manfaatkan untuk menjajal keampuhan tool ini. Kalau masa uji coba sudah habis, tinggal bikin email baru, hehe.
Menurut saya sih yang versi gratisnya juga tetap powerful kok, kita bisa lihat 5 konten yang sedang populer di web yang kita pilih. Rujukan website viral kan ada sangat banyak, tinggal ganti-ganti rujukan website saja. kalau 1 website bisa dapat 5 list konten viral, kamu bisa dapat 50 list viral jika memasukkan 10 website rujukan.
Kemudian mainkan filter waktunya, diganti bulanan, mingguan, harian. Seringkali hasilnya berbeda karena faktor waktu, dan kamu akan mendapatkan list viral yang lebih banyak lagi.
Jangan lupa untuk melengkapi data-data dari konten yang sudah kamu dapat, supaya lebih menarik, disesuaikan lagi bahasanya, judulnya, dll.
Meski sudah didukung oleh alat bantu, jangan langsung berharap hasilnya bisa tokcer. Pengalaman saya, dari 10 konten yang dibuat hanya ada 1 atau 2 saja yang benar-benar viral, atau bahkan terkadang tidak ada. Tapi sekalinya kamu dapat, konten ini akan bisa terus-menerus kamu gunakan untuk mendongkrak traffic (tentu dengan jeda waktu, tidak setiap hari).
BACA INI: Konten Viral Bisa Tingkatkan Reputasi Web Secara Signifikan
Contoh Artikel yang Menarik untuk Dibaca
Bagi sebagian orang, cuma baca-baca (walau beberapa sudah ada contohnya) saja terasa kurang. Mereka butuh bukti nyata yang sudah jadi sehingga bener-bener kebayang seperti apa sih artikel menarik itu.
Berikut merupakan beberapa tulisan menarik yang terserak di semesta maya. Kamu gak perlu ragu. Jelas layak baca.
- Duo Boys Wardah
- Freeport
- Tagline Brand Ini Bikin Kita Termotivasi Memulai Bisnis Sampingan
- Kiat Jadi Warga Baru di Kampung
- Romantisme Kemiskinan Lewat Sepotong Roti Tawar
- Blognya mas Agus
Beberapa contoh di atas tentu subjektif. Tapi, saya yakin kamu dapat gambaran mengapa artikel mereka saya sebut menarik.
Kesimpulan
Hm, gak terasa alhamdulillah sudah 2.500+ kata.
Terimakasih sudah membaca sampai akhir.
Kalau kamu pernah melihat ada orang yang dengan mudahnya bisa menulis dengan cepat dan bagus, kamu boleh kagum, tapi jangan terlalu kagum. Karena jangan-jangan dia dulunya juga tidak jago menulis.
So, apa yang harus kamu lakukan setelah mengetahui cara menulis artikel yang menarik ini? Start writing, start practicing. Deliberate practice.
Good luck!