“proses Seniman Dalam Menciptakan Dan Membuatkan Karya-karya Tarinya Baik

“proses Seniman Dalam Menciptakan Dan Membuatkan Karya-karya Tarinya Baik – 1 21 Bab 3 Proses dan Teknik Penciptaan A. Langkah-Langkah dalam Proses Penciptaan Legenda yang lahir dan tumbuh di masyarakat sendiri perlahan mulai dilupakan atau dilupakan karena tidak ada model pewarisan yang efektif dan kreatif. Modus kreatif yang dirasa kurang adalah perhatian orang tua terhadap mendongeng atau mendongeng kepada anak. Lembaga pendidikan yang berperan strategis dalam transformasi ilmu pengetahuan dan ilmu pengetahuan juga memiliki kelemahan dalam mengapresiasi legenda. Karena berbagai alasan dan faktor, siswa sekolah atau mahasiswa kurang tertarik dengan legenda. Orang yang tidak mengetahui atau melupakan legendanya tentu menjadi fenomena yang mengkhawatirkan. Tragedi budaya tidak terlepas dari tren modernitas. Orang berhak atas berbagai pendapat dan ide melalui legenda. Menikmati hidup dan mengamalkan nilai-nilai modern adalah bentuk pilihan yang cenderung diyakini banyak orang. Legenda hanya dapat dianggap sebagai mitos, fantasi, fantasi, atau cerita lama yang sudah ketinggalan zaman. Keberadaan legenda merupakan bukti nyata kekuatan peradaban manusia untuk merekonstruksi masa lalu dan membuka jalan bagi masa depan. Apresiasi legenda merupakan persiapan transformasi sosial budaya dari dalam masyarakat.

2 22 Legenda juga berhak mengubah bentuk dan memaknai nilai-nilai sesuai dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat. Di bawah pengaruh cerita modern, hilangnya legenda mengharuskan cerita dari generasi sebelumnya diteruskan ke generasi berikutnya, sehingga legenda itu tetap dikenal dan dilestarikan. Fenomena ini telah menjadi wacana dimana penulis diangkat ke pemikiran lukisan. Penulis membuat kerangka kerja alur kerja dalam proses pembuatan karya ini, seperti terlihat pada bagian berikut: Gambar 3.1 Kerangka kerja alur kerja

“proses Seniman Dalam Menciptakan Dan Membuatkan Karya-karya Tarinya Baik

1d

3 23 1. Sumber Ide Ide berasal dari dua sumber, yaitu: a. Inside idea merupakan ide dari dalam, ketika penulis mengunjungi objek wisata Situ Bagendit dan tertarik dengan cerita rakyat. Terakhir, muncul keinginan untuk membuat lukisan dalam medium akrilik di atas kanvas, selain bahan baku yang bernilai ekonomis, penulis juga berperan melestarikan legenda tersebut. b. Ide-ide eksternal adalah ide-ide yang datang dari luar, seperti ketika pengarang merasa begitu mudahnya memasuki budaya asing, dan budaya, terutama legenda, mulai tenggelam dan tergerus dalam peradaban saat ini. Kemudian, penulis memberikan instruksi kepada dosen, dan setelah melihat beberapa bahan referensi bentuk lukisan yang umum, lahirlah ide untuk mengembangkan bentuk kanvas yang tidak biasa. 2. Kontemplasi Pendalaman dan pengolahan pikiran, menuangkannya ke dalam bentuk nyata. Penulis bermeditasi untuk menemukan tema dan tema. Penulis bersemedi langsung di lokasi Situ Bagendit. Hal ini dilakukan sebagai inspirasi bagi karya kreatif penulis. Penulis memutuskan untuk memilih objek dari Situ Bagendit sebagai subjek dan menggabungkannya ke dalam legenda Situ Bagendit sebagai lukisan.

Baca Juga :  Dampak Positif perjuangan pahlawan kemerdekaan Indonesia bagi kedaulatan NKRI adalah?

Artikel Koran Archives

Alasan penulis mengambil objek ini adalah karena dalam legenda Stuart Bagendit, objek protagonis, penjahat Niendit, dapat dijadikan pelajaran untuk nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. 3. Stimulasi Fase stimulasi adalah stimulus yang memberikan inspirasi bagi terciptanya suatu karya seni. Dalam hal ini, penulis melakukan beberapa kegiatan, antara lain mengamati dan mewawancarai warga sekitar untuk mengetahui cerita Situ Bagendit, kemudian mengamati isi dan makna legenda Situ Bagendit. Gambar 3.2 Objek Rakit di Danau Bagendit S

5 25 Gambar 3.3 Objek Tumbuhan Eceng gondok Di Danau Bagendit Gambar 3.4 Suasana Sore Di Danau Bagendit

Selain itu, penulis juga telah melakukan beberapa kegiatan, seperti: objek penelitian dengan cara membuat sketsa atau memotret, penelitian pendahuluan teknis, penelitian literatur, pengamatan lingkungan sekitar sebagai referensi untuk merangsang penciptaan karya. 4. Mensimulasikan kegiatan pengujian berupa sketsa, eksplorasi media dan teknik selama kontemplasi dan stimulasi. 5. Seni Lukis Proses adalah rangkaian kegiatan karya yang diakhiri dengan sebuah karya seni yang didukung oleh teori seni rupa. 6. Artwork Hasil akhir dari proses penciptaan sebuah lukisan yang dipadukan dengan tahapan penyajian karya, dalam hal ini karya tersebut menghadap ke apresiator. B. Alat dan Bahan Alat menggambar adalah semua alat yang dapat digunakan untuk kegiatan menggambar. Dan bahan adalah semua bahan yang dapat digunakan untuk kegiatan melukis. Kemampuan menggunakan media sebagai sarana mengungkapkan dan mengolah ide dalam sebuah karya tentu sangat diperlukan. Alat dan bahan yang digunakan dalam proses kerja adalah sebagai berikut:

7 27 1. Ballpoint dan Kertas HVS Penulis menggunakan alat ini untuk membuat sketsa. Gambar 3.5 Pulpen dan Kertas HVS 2. Pensil Warna Alat untuk membuat sketsa. Gambar 3.6 Pensil warna

Jawaban Soal Uas

8 28 3. Obeng Alat ini digunakan untuk menempelkan kanvas segitiga ke kanvas persegi panjang. Gambar 3.7 Obeng 4. Kanvas Media yang digunakan sebagai bahan dasar pengecatan. Gambar 3.8 Kanvas

9 29 5. Kanvas Tambahan Kanvas ini berbentuk segitiga sembarang, yang penulis gunakan untuk mengubah bentuk kanvas agar terlihat berbeda dari biasanya. 6. Kuas 3.9 Kanvas Segitiga Alat yang digunakan untuk menggambar garis atau membuat sapuan kuas pada lukisan. Gambar 3.10 Kuas

Baca Juga :  Duduk tahiyat akhir disebut juga?

10 30 7. Cat akrilik Cat akrilik adalah cat berbahan dasar air atau cat yang menggunakan bahan campuran air. Penulis menggunakan pigmen ini sebagai media untuk melukis. Gambar 3.11 Cat akrilik 8. Alat palet digunakan untuk mencampur cat dan memanipulasi warna. Gambar 3.12 Palet Warna

Sell Paintings Step 15

11 31 9. Wadah Alat yang digunakan untuk menyimpan air untuk sikat pembersih. Gambar 3.13 Wadah 10. Handuk Kain lap digunakan untuk membersihkan sisa cat yang tertinggal pada kuas. Gambar 3.14 Kolektor Debu

Kebudayaan Using Konstruksi, Identitas, Dan Pengembangannya

12 32 C. Proses Kreatif 1. Membuat Sketsa Sketsa dibuat melalui beberapa tahapan proses, dimulai dengan mendengarkan dan merekam hikayat Situ Bagendit. Kemudian visualisasikan langsung di tempat. Maka penulis membuat sketsa berikut untuk lukisan ini. Satu. Sketsa 1 Melalui renungan atas legenda Situ Bagendit, pengarang menyusun sebuah konsep, menggunakannya sebagai sketsa, dan menuangkannya ke dalam bentuk seni. Pengarang melambangkan sebuah tema (ketenangan) melalui bentuk-bentuk benda seperti bebek, manusia, lingkungan alam Situ Bagendit, dll. Sketsa yang dihasilkan kemudian ditunjukkan di bawah ini. Gambar 3.15 Sketsa 1

13 33 Teluk. Sketsa 2 Melalui meditasi pada legenda Situ Bagendit, penulis menyusun konsep untuk digunakan sebagai sketsa. Melalui objek berupa manusia, hewan (ikan) dan alam (lingkungan Situ Bagendit), pengarang menyimbolkan sebuah tema (kehidupan orang kaya). Sketsa yang dihasilkan kemudian ditunjukkan di bawah ini. Gambar 3.16 Sketsa 2

14 34 poin. Sketsa 3 Merenungi legenda Situ Bagendit, penulis menyusun sebuah konsep, menggunakannya sebagai sketsa, dan menuangkannya ke dalam karya. Melalui wujud benda binatang (ikan), abstraksi, manusia dan alam (lingkungan Situ Bagendit), pengarang melambangkan sebuah tema (kesombongan). Sketsa yang dihasilkan kemudian ditunjukkan di bawah ini. Gambar 3.17 Sketsa 3

15 35 hari. Sketsa 4 Merenungi legenda Situ Bagendit, penulis menyusun sebuah konsep, menggunakannya sebagai sketsa, dan menuangkannya ke dalam lukisan. Pengarang melambangkan suatu tema (penderitaan) melalui bentuk benda-benda seperti pohon (tumbuhan), manusia, ikan (binatang) dan lingkungan alam Situ Bagendit. Sketsa yang dihasilkan kemudian ditunjukkan di bawah ini. Gambar 3.18 Sketsa 4

Jasa Pembuatan Patung Asia Art

16 36e. Sketsa 5 Melalui meditasi pada legenda Situ Bagendit, penulis menyusun konsep untuk digunakan sebagai sketsa yang akan disuntikkan ke dalam lukisan. Melalui lingkungan eceng gondok (tanaman), abstraksi dan Situ Bagendit (alam), pengarang melambangkan sebuah tema (kesombongan). Sketsa yang dihasilkan kemudian ditunjukkan di bawah ini. Gambar 3.19 Sketsa 5

Baca Juga :  Dari Sabang sampai Merauke Berjajar pulau-pulau Sambung-menyambung menjadi satu Itulah Indonesia Keterangan yang tepat terkait lirik Lagu tersebut adalah?

17 37 2. Langkah-Langkah Eksplorasi Eksplorasi pertama yang dilakukan penulis adalah dengan membuat sketsa untuk menyesuaikan bentuk kanvas yang akan ditambahkan. Sebagai penyesuaian bentuk yang akan ditambahkan, media kanvas memiliki bentuk tambahan sehingga tidak terlihat normal. Kanvas yang ditambahkan adalah segitiga sewenang-wenang atau tidak mengukur sama sekali. Hal ini penulis lakukan agar semaksimal mungkin mengejar bentuk objek lukisan komposisi. Gambar 3.2 Kerangka Langkah Eksplorasi Meninjau gambar di atas, penulis mengambil proses eksplorasi dari Bagian 1 hingga Bagian 5 sebagai contoh, dan mengacu pada gambar di atas. Proses eksplorasi ini menggunakan media sebagai eksperimen dan sarana ekspresi bagi penulis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini, saat penulis menggunakan obeng dan coupler untuk menambahkan bentuk kanvas.

18 38 Gambar 3.20 Menambahkan kanvas dengan obeng dan beberapa sekrup 3. Bahan dan alat siap pakai Pilih berbagai sketsa yang akan digunakan sebagai acuan nanti dalam proses pengecatan, kemudian lakukan beberapa persiapan dan bahan (jika diperlukan) dengan menyediakan alat, seperti menyediakan kanvas, cat akrilik, kuas, palet, air, lap, obeng, sekrup, dll. Kanvas yang digunakan merupakan kanvas siap pakai dan tidak perlu melalui proses pembuatan, kecuali media kanvas yang akan ditambahkan.

Self Leadership. Kompas. 30 Januari 2021.Hal .7

19 39 4. Mentransfer sketsa ke kanvas Setelah semua proses di atas, tahap selanjutnya dimulai, tahap pembuatan, pertama-tama menggunakan kuas untuk mentransfer sketsa ke kanvas untuk menentukan area yang diinginkan dibuat. Gambar 3.21 Proses mengubah sketsa menjadi lukisan 5. Menerapkan warna dan tekstur pada objek Tahap ini membutuhkan alat berupa kuas. Kuas ini sangat beragam jenis dan ukurannya dan dapat menghasilkan sapuan yang berbeda-beda tergantung dari ukuran dan jenisnya.

Design Januari 2014 Archives

20 40 Gambar 3.22 Proses pemberian warna dan tekstur 6. Selesai Tambahkan nama seni ke

Membuat karya ilmiah yang baik dan benar, contoh karya ilmiah yang baik dan benar, contoh kata pengantar karya tulis ilmiah yang baik dan benar, nama seniman dan karya seninya, susunan karya ilmiah yang baik dan benar, seniman indonesia dan karya seninya, kata pengantar karya ilmiah yang baik dan benar, penulisan karya ilmiah yang baik dan benar, cara membuat karya tulis yang baik dan benar, cara menulis karya ilmiah yang baik dan benar, cara membuat karya ilmiah yang baik dan benar, karya tulis ilmiah yang baik dan benar

Tinggalkan komentar